THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 22 April 2010

Pemeliharaan fauna dan flora di pantai pelabuhan Ratu

"Pelestarian fauna dan flora"





Pantai Pelabuhan Ratu juga terkenal sebagai tempat bertelur dan berbiaknya penyu yang terancam punah, dan karenanya termasuk salah satu binatang yang dilindungi di dunia. Namun demikian penyu-penyu di Pantai Pelabuhan Ratu masih sering ditangkapi untuk dimakan dagingnya sementara badannya dan kulitnya dijadikan cendera mata dan telurnya diambil untuk dikonsumsi masyarakat.
Meski pun pantai itu indah ternyata terdapat cerita miseri yang samapai saat ini konon masih di percayai sejumlah masyarakarat sekitar ..

Sawarna, sebuah desa yang terletak di bagian selatan Provinsi Banten, adalah ibarat intan yang tak terasah. Intan baru akan terlihat kemilaunya bila diasah dengan serius dan dirawat secara berkesinambungan. Sudah saatnya intan tersebut diangkat dari lumpur yang menyelimutinya selama ini. Sampai saat ini Desa Sawarna sangat ketinggalan dalam segala hal, mulai dari masalah transportasi sampai sarana lain seperti pos, perbankan dan komunikasi. Tetapi dalam hal potensi, ia sangat kaya. Terlihat dari hasil pertanian yang ada seperti padi, singkong, jagung, pisang dan kelapa. Kelapa di sana merupakan salah satu hasil pertanian yang dapat diandalkan, selain untuk dijual ke pasaran, kelapa oleh penduduk juga dibuat kopra sebagai bahan dasar minyak kelapa. Selain bertani penduduk setempat juga beternak kerbau, kambing, sapi serta ayam.



Itu baru dilihat dari sisi potensi agrobisnis, kalau dilihat dari sisi potensi wisata ternyata desa ini juga menyimpan pantai-pantai, sungai, hutan dan gua-gua menarik yang indah untuk dikunjungi. Kalau bisa dikelola dengan baik bukan mustahil desa ini bisa menjadi sumber pemasukan yang cukup besar bagi pemerintah daerah setempat di masa yang akan datang.

Aksesibilitas
Dari sisi geografis Sawarna terletak di bagian barat Pelabuhan Ratu. Untuk mengunjunginya dari arah Jakarta, dapat melalui dua alternatif jalur darat. Kalau anda membawa mobil pribadi lebih disarankan melewati jalur barat. Anda menuju Rangkasbitung, kemudian terus ke arah selatan sampai tiba di kota Malingping dan berbelok ke arah timur melewati rentetan pemandangan indah pesisir pantai di kiri jalan dan dipadu dengan sawah pertanian yang menghijau di kanan jalan. Tiba di Pasar Bayah disarankan anda menitipkan mobil, karena jalur yang ada selanjutnya hanya cocok untuk angkutan desa dengan jeep bergardan empat.
Bila anda memutuskan naik kendaraan umum, lebih baik dari Jakarta anda menuju terminal Bogor dan meneruskan perjalanan dengan naik bus menuju terminal Pelabuhan Ratu. Dari Pelabuhan Ratu terus naik bus tigaperempat menuju Pasar Bayah.

Bila anda sudah tiba di Pasar Bayah, perjalanan diteruskan menuju Desa Sawarna menggunakan jeep yang khusus digunakan sebagai sarana transportasi darat. Anda akan menikmati pemandangan indah di sepanjang jalur mobil. Diawali dengan rentetan daerah pinggir pantai yang menawan. Kemudian masuk ke daerah hutan tropis dengan jalan lumpur bergelombang yang membuat badan anda tak bisa diam. Kondisi jalan yang tak rata akan menambah nikmat petualangan anda, apalagi ketika melewati jembatan yang tersisa setengah badan jalan. Kalimat doa kepada Tuhan akan sering terdengar untuk keselamatan kita saat melihat betapa mengenaskannya kondisi jembatan tersebut.

Tetapi semua pengorbanan itu akan terbayar lunas setelah melewati jalur hutan, karena akan terlihat pemandangan pantai putih terhampar diselingi pohon-pohon nyiur yang tumbuh melengkung memberikan salam hangat kepada anda.
Disarankan agar anda tiba di daerah Pasar Bayah pada saat hari masih siang karena sarana transportasi jeep ini hanya ada sampai pukul lima sore, setelah itu anda bisa naik ojek. Tentu dengan risiko lebih besar karena harus melewati jalan berbatu dan berlumpur yang licin, dan kadang-kadang jalan menurun dan menaik secara tiba-tiba.

Kondisi sulitnya transportasi dan payahnya sarana jalan menuju ke sana inilah yang ternyata membuat banyak wisatawan mengurungkan niatnya mengunjungi Sawarna.

Objek Wisata Pantai
Terisolirnya daerah Sawarna membuat objek wisata indah yang ada di sana menjadi semakin dalam terbenam. Tercatat dua buah pantai berpotensi wisata internasional ada di sana. Pantai Pulau Manuk yang terletak di barat desa masih terlihat belum serius diupayakan sebagai daerah wisata unggulan. Pantai pasir putih yang bermaterialkan pasir kuarsa dan pecahan batuan gamping hasil abrasi gelombang laut ini sebenarnya sangatlah besar potensinya bila dilihat dari sisi kepariwisataan. Apalagi dengan adanya hutan suaka alam di sebelah timurnya. Berjalan dari pantai Pulau Manuk terus menyusur ke timur memasuki hutan suaka alam yang penuh dengan kekayaan flora dan faunanya seperti lutung, berbagai jenis burung dan terkadang masih di jumpai macan, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisata petualangan.

Pantai berpanorama indah yang lain adalah Pantai Ciantir di sebelah selatan Sawarna. Dengan panjang garis pantai yang lebih kurang 3,5 km membuat pantai ini terlihat seperti garis lengkung tanpa batas. Di timur pantai terdapat batuan sisa abrasi gelombang laut yang tampak menonjol seperti layar. Tempat ini biasa disebut penduduk sekitar sebagai Tanjung Layar. Karena adanya Tanjung Layar inilah yang membuat pesisir di timur pantai ini menjadi pilihan nelayan untuk melabuhkan kapalnya. Selain karena tempat ini ombaknya paling kecil, juga ternyata ombak dari Samudera Indonesia tertahan oleh Tanjung Layar tersebut.
Pemandangan matahari terbenam terlihat indah sekali di sini. Belum lagi ditambah siluet dari kelewar yang keluar dari gua sepanjang pantai menjelang senja, akan terasa kesyahduan matahari senja menyelimuti pikiran anda.
Sayang kalau anda melewatkan keindahan bintang malam di pinggir pantai ini. Dengan hanya bermodal tenda anda pasti memilih menginap di pingir pantai merasakan hembusan angin laut menerpa tubuh sambil mengobrol bersama teman perjalanan anda di depan api unggun yang tercipta dari kayu-kayu kering yang banyak terdapat di pinggir laut. Selain itu suasana akan terasa sangat romantis.

Objek Wisata Gua
Batuan karst (gamping) yang ikut menentukan terbentuknya daerah Sawarna ternyata juga menyimpan misteri yang dalam. Tercatat ada beberapa gua yang bisa dijelajahi di sana seperti: Gua Lalay, Gua Kadir dan Gua Camaul.
Kebanyakan gua yang ada di Sawarna merupakan gua karst (batu gamping) dari zaman Miosen awal. Terjadinya Gua Lalay bermula dari adanya retakan pada batu gamping akibat pengaruh tektonik. Retakan tersebut selanjutnya berfungsi sebagai jalan air yang melarutkan batu gamping tersebut sesuai dengan sifat fisiknya yang mudah larut dalam air. Air yang melarutkan batu gamping tersebut selanjutnya mengendap dan menghasilkan berbagai ornamen gua. Bagian dasar gua ini merupakan sungai bawah tanah yang berlumpur dengan ketebalan 10 sampai 15 cm. Panjang gua diperkirakan sampai 1000 meter.

Sedangkan Gua Kadir berada di sebelah barat Gua Lalay dengan mulut gua sempit menghadap ke arah barat. Untuk bisa masuk ke dalam gua, orang harus merangkak sejauh kurang lebih 2 meter. Berbeda dengan Gua Lalay, Gua Kadir posisinya relatif lebih tinggi sehingga bagian dasar gua relatif lebih kering.

Objek Wisata Pendukung
Selain pantai dan gua, masih terdapat potensi wisata lain yang bisa mendukung objek wisata utama di Sawarna seperti yang di sebutkan di atas. Di antaranya adalah tempat pelelangan ikan yang terlihat eksotis pada pagi hari. Juga ada potensi agrowisata yaitu berjalan di persawahan menghijau yang ternyata juga dapat membuat hati menjadi lebih tenang.

Atau anda lebih memilih mencari batu hias sebagai koleksi. Di pinggir sungai Cisawarna terdapat banyak batuan hias yang bisa menambah jenis koleksi batuan anda. Batu hias yang merupakan hasil silisifikasi dari batuan atau kayu akibat terkena larutan hidrotermal tersebut bisa dikembangkan menjadi industri kecil yang mendukung kepariwisataan daerah tersebut. Di samping menjadi ciri khas desa Sawarna.

Tetapi kalau mau bicara pariwisata, mau tak mau pariwisata yang maju berkait erat dengan sarana dan prasarana yang ada. Dari segudang potensi yang ada sangatlah mungkin bisa dikembangkan, jika segala sarana dan prasana yang ada sekarang dibuat lebih memadai.

Kalau dilihat kondisi yang ada sekarang, patut dipertanyakan tentang kelanjutan daerah Sawarna menjadi daerah wisata unggulan setelah Pelabuhan Ratu sebagai kunjungan wisata menjadi terwujud. Jalur jalan yang masih terlihat menyedihkan, sarana telekomunikasi yang belum mencapai desa tersebut, menjadi PR tersendiri bagi instansi terkait.

Juga jangan dilupakan masalah perbankan yang mau tak mau sangat dibutuhkan wisatawan di sana juga ternyata belumlah tersedia. Pendek kata, selama daerah ini masih terisolir karena kondisi jalan yang buruk, sulitnya peralatan komunikasi dan kurangnya berbagai penunjang lainnya. Maka tak akan pernah intan Sawarna terlihat bersinar kemilaunya.

0 komentar: